Hidayatullah.com–Kwartet Timur Tengah bertemu di New York hari Ahad ini (18/9), setelah Presiden Mahmud Abbas menegaskan untuk tetap maju ke Perserikatan Bangsa-Bangsa mencari pengakuan negara Palestina.
“Para utusan Ahad akan bertemu di New York,” kata seorang diplomat (17/9).
Pertemuan Kwartet Timur Tengah — terdiri dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Rusia dan PBB — itu terkait dengan upaya sebagian negara di dunia untuk menjegal Palestina di PBB.
Amerika Serikat dan Israel menilai, pengakuan atas negara Palestina hanya akan merusak upaya perdamaian lewat jalan perundingan.
Sementara Uni Eropa sendiri tidak mencapai kesepakatan bulat untuk menentang pengakuan Palestina sebagai sebuah negara, sebab beberapa anggotanya bersikap mendukung keinginan Palestina.
Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan, Uni Eropa belum memutuskan tentang sikapnya di PBB nanti atas Palestina.
“Beberapa hari ke depan krusial,” kata Maja Kocijancic jurubicara Catherine Ashton. “Terserah Palestina untuk menentukan langkah selanjutnya. Tapi, kami percaya bahwa solusi yang membangun adalah meneruskan negosiasi, yang merupakan cara terbaik san satu-satunya jalan untuk mewujudkan perdamaian dan solusi dua negara yang rakyat Palestina inginkan.”
Palestina, terutama pemerintahnya di Ramallah, memilih jalan mencari pengakuan di PBB, karena mereka menilai perundingan selama 20 tahun terakhir dengan Zionis tidak membuahkan hasil. Hal itu disebabkan tindakan Zionis Israel yang tidak mengindahkan kesepakatan-kesepakatan sebelumnya dan terus membangun pemukiman ilegal bagi warga Yahudi, termasuk di wilayah Yerusalem Timur.*