Sambungan artikel PERTAMA
Bahkan, Syeikh Thanthawi menambahkan pula, “Ya, Sunni dan Syiah saat ini adalah dua agama yang berbeda, bukan satu agama.” (Lihat, Thaha ‘Ali al-Sawwah, Mauqif al-Azhar al-Syarif min al-Syiah al-Itsnai ‘Asyariyyah (Kairo: Dar al-Yusr, 1431 H/2010 M), 306).
Prof. Dr. Al-Khusyu’i al-Khusyu’i Muhammad al-Khusyu’i, dosen Hadits dan Ilmu Hadits dan mantan Wakil dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo, menyerut agar umat Islam berhati-hati terhadap kaum Syiah: yang pura-pura cinta Ahli Bait Nabi Saw. untuk mengelabui orang-orang awam. (Fatawa Kibar ‘Ulama’ al-Azhar al-Syarif, 101).
Kemudian beliau mengingatkan mengapa Syiah “menikam” para Sahabat Nabi Saw. Itu jelas-jelas mereka melakukan hal-hal berikut:
- Mendustakan Al-Quran. Padahal Al-Quran telah menyebutkan ‘adalah mereka, memuji mereka karena imannya benar dan keyakinannya kuat, bahkan menjanjikan mereka mendapatkan surga.
- Nabi Saw. galam dalam mendidik para Sahabatnya, karena – menurut Syiah – mereka murtad begitu Nabi Saw. wafat.
- Islam hanya terbatas di zaman Nabi Saw. dan tidak menyentuh zaman setelah beliau. Karena para Sahabat yang menukil Al-Quran dan Sunnah beliau telah murtad, minimal fasiq. (Fatwah Kibar ‘Ulama’ al-Azhar al-Syarif, 104-106).
Oleh karena itu, Syeikh al-Thayyib memperingatkan bangsa Indonesia sebagai negara terbanyak berpenduduk Muslim Sunni agar waspadai bahanya penyebaran paham Syiah di tengah-tengah Ahlis-Sunnah wal-Jama’ah. Beliau menyeru para pemuda Sunni untuk berpegang kepada ‘aqidah Sunni. (Lihat, www.azhar.eg, “Min Jakarta.. al-Imam al-Akbar Yuhadzdzir al-Indunisiyyin min Khathar al-Tasy-yi’ fi Biladihim” (Grand Syeikh Peringatkan Penyebaran Syiah di Indonesia), Selasa, 23/2/2016 dan https://www.facebook.com/OfficialAzharEg/, Selasa, 23/2/2016, pukul 23: 58).
Ini artinya, sikap Syeikh al-Azhar terhadap Syiah sudah clear, jelas. Bahwa Syiah itu tidak boleh menyiarkan paham mereka di tengah-tengah kaum Sunni di Indonesia. Untuk itu jangan sampai ada pihak-pihak yang memanfaatkan pandangan dan pendapat Syeikh Ahmad al-Thayyib untuk mendukung ajaran Syiah. Karena tidak mungkin pandangan beliau bertolak-belakang dengan pandangan para ulama’ senior Al-Azhar yang lainnya. Apalagi pendahulu beliau, Syeikh Sayyid Thanthawi dengan tegas menyatakan bahwa Mesir adalah negara Sunni. Semoga tulisan ini bisa menjelaskan pandangan Syaikh Al-Azhar, Syeikh Ahmad al-Thayyib dan Al-Azhar tentang Syiah. Wallahu a’lam bi al-shawab.*