Hidayatullah.comā Kementerian Luar Negeri Jerman mengucapkan “maaf” setelah ditegur oleh Uni Afrika atas cuitan di Twitter yang berasa penghinaan terhadap Afrika dengan menggunakan stereotip benua itu ā berupa emoji hewan leopard.
Cuitan itu sebenarnya merupakan sindiran terhadap kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke negara-negara di Afrika, lansir BBC Jumat (27/1/2023).
“Lavrov sedang berada di Afrika, bukan untuk melihat [emoji leopard] melainkan terang-terangan mengklaim bahwa mitra-mitra Ukraina ‘ingin menghancurkan semua yang berkaitan dengan Rusia’,” cuit akun @GermanyDiplo.
Banyak pihak menilai cuitan itu menggeneralisasi Afrika sebagai tidak lebih dari benua yang terdiri dari tempat bermukimnya hewan-hewan liar.
Ebba Kalondo, jubir untuk ketua Uni Afrika, termasuk yang menegur Kementerian Luar Negeri Jerman terkait cuitan tersebut.
“Hi @GermanyDiplo. Bos kalian @ABaerbock mengunjungi kantor pusat @_AfricanUnion di salah satu lebih dari 20 negara yang dengannya Jerman memiliki hubungan diplomatik timbal balik. Apakah dia datang untuk melihat hewan-hewan liar? Atau apakah Benua Afrika, penduduknya dan kehidupan satwa liarnya hanya sekedar lelucon bagi kalian?” tegur Kalondo lewat Twitter.
Membalas teguran tersebut Kementerian Luar Negeri Jerman berkata, “Kami paham dan minta maaf. Kami menghargai mitra-mitra Afrika kami.”
“Cuitan kami sama sekali tidak bermaksud untuk menghina,” imbuhnya.
Lebih lanjut pihak Jerman menjelaskan bahwa emoji leopard tersebut merujuk pada tank buatan Jerman, Leopard, yang disetujui penggunaanya untuk perang Ukraina melawan Rusia.
“Kami bermaksud menyinggung kebohongan-kebohongan yang digunakan Rusia untuk menjustifikasi perang imperialisnya yaitu agresi terhadap Ukraina,” cuit Kementerian Luar Negeri Jerman lewat akun @GermanyDiplo.*