Hidayatullah.com– Pengadilan Tunisia menjatuhkan hukuman penjara satu tahun atas tokoh oposisi pemimpin partai Islam Ennahda Rached Ghannouchi.
Media lokal melaporkan Ghannouchi juga dihukum denda 1.000 dinar ($326, €300), lansir DW Senin (15/5/2023).
Dia ditangkap dan ditahan sejak bulan Februari dengan tuduhan merencanakan makar untuk membahayakan keamanan negara setelah dia dituduh menyebut para petugas kepolisian sebagai “tiran”. Dia juga memperingatkan bahwa “perang saudara” bisa terjadi apabila pemerintah berusaha memberantas oposisi dari kelompok sayap kiri dan kelompok Islam.
Ghannouchi merupakan bekas ketua parlemen dan pemimpin Parati politik berbasis Islam Ennahda. Partainya menempati kursi terbanyak di parlemen sebelum Presiden Kais Saied membubarkan parlemen pada Juli 2021.
Ghannouchi menolak untuk hadir di pengadilan bulan lalu dan mengatakan bahwa persidangan itu bermotif politik dan dibuat-buat.
Ghannouchi termasuk di antara lebih dari 20 tokoh oposisi yang ditangkap sejak Februari, termasuk pengusaha-pengusaha ternama dan mantan menteri.
Presiden Saied telah menghabiskan lebih dari satu setengah tahun untuk mengkonsolidasikan kekuasaan di tangannya dan memerintah dengan mengeluarkan dekrit.
Awal tahun ini, parlemen Tunisia mengadakan rapat pertamanya sejak dibekukan Presiden Saied pada 2021. Anggota parlemen dipilih pada Januari dan Desember, dalam jajak pendapat yang diboikot oleh partai-partai oposisi. Pemungutan suara itu hanya diikuti oleh 11% dari warga pemilik suara.*