Hidayatullah.com—Salawatan atau hadrah di masjid mungkin sudah pemandangan biasa di Indonesia. Tapi kalau buaya dan anaconda masuk masjid itu baru luar biasa.
Sebuah masjid di Glasgow, menjadi perbincangan warga dunia maya ketika takmirnya mengundang pemilik reptil untuk menarik perhatian kehadiran anak-anak.
Belum lama ini akun Twitter Saif Suhairi membagikan kegiatan wisuda anaknya di Amerika Serikat (AS) yang digelar di sebuah masjid. Dalam kegiatan tersebut, seorang warga setempat memperlihatkan binatang reptil seperti ular, buaya dan biawak kepada anak-anak.
“Karena saya ingin menghibur anak laki-laki saat wisuda sekolah minggu di sini. Paman saya penggemar reptil sehingga disebut pamer koleksinya. Ular, kadal & buaya,” ujarnya.
Seorang pria bercelana pendek membawa buaya ke dalam masjid menarik minat warga sekitar, terutama anak-anak. Saif mengatakan, hal itu merupakan salah satu kegiatan yang digelar umat Islam di sana untuk mengajak anak-anak agar lebih sering datang ke masjid.
“Anggota komite (AJK) masjid-masjid biasanya memiliki hubungan dekat dengan umatnya,” demikian penuturan Saif, asal Malaysia. “Imam di masjid ini, Syekh Abdul Hadi, sangat peduli dengan anak-anak. Dia bisa mengingat hampir semua nama anak laki-laki di sini,” tambah dia.
Pemandangan ini nampaknya tidak akan pernah terjadi di Malaysia atau Indonesia. Namun, menurutnya, beginilah gaya dan cara warga Muslim Amerika Serikat memikat hati anak-anak.
“Anak laki-laki suka datang ke masjid, mereka senang. Beginilah cara kami komunitas Muslim di Amerika Serikat. Tidak sama dengan tempat lain,” katanya seperti dikutip dari Twitter.
Menanggapi unggahan Saif ini, warganet yang sering berkunjung ke negara Barat ikut menceritakan pengalamannya melihat aktivitas di masjid seperti itu. “Masjid di sana bukan hanya tempat untuk menunaikan shalat, tetapi merupakan pusat Islam bagi umat Islam dan non-Muslim untuk berkumpul bersama untuk kegiatan rekreasi.”
“Mereka berbaur dan ada komunitas yang sehat, kontak baru terjalin tanpa ada diskriminasi,” kata seorang warganet.
“Suasana semarak masjid-masjid di Amerika Serikat yang dihadiri masyarakat setempat.”
“Yang tua dan yang muda saling membimbing tanpa rasa senioritas. Anak laki-laki dapat mengerjakan tugas sekolahnya di sana, setelah selesai mereka dapat memainkan apa saja termasuk Playstation 5 atau Nintendo Switch secara massal,” tambah yang lain. “Kalau sudah masuk waktu shalat, mereka akan salat berjamaah, lalu melanjutkan aktivitasnya,” ujarnya.*