Hidayatullah.com — Brigade Syuhada` Al-Aqsha sayap militer organisasi Ḥarakat al- Taḥrīr al-Waṭanī al-Filasṭīnī (Gerakan Pembebasan Nasional Palestina atau Fatah) menyatakan akan bergabung dengan kelompok pejuang perlawanan Palestina dan mengumumkan pembentukan dewan militer.
Pengumuman disampaikan hari Senin, tidak lama setelah tentara Israel melakukan serangan baru ke Tepi Barat yang menyebabkan kematian 5 warga Palestina akibat, sebagai bagian dari eskalasi yang berkelanjutan sejak perlawanan melancarkan Operasi Taufan (Banjir) Al-Aqsha pada tanggal 7 Oktober.
Brigade Syuhada Al-Aqsha, juga menyerukan kepada Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin Mahmoud Abbad agar menghentikan penangkapan dan menggejaran dan pejuang perlawanan, dan membebaskan mereka yang ditahan oleh PA, serta menyerukan agar mereka mendukung perlawanan.
Pengumuman ini disampaikan pada peringatan meninggalnya pendirinya di Palestina, Raed Al-Karmi, yang meninggal pada 14 Januari 2002. Brigade tersebut menegaskan pengumuman ini merupakan kelanjutan perlawanan bersenjata dan pertahanan rakyat Palestina.
Brigade Syuhada Al-Aqsha juga mengumumkan pembentukan dewan militer terpadu, yang akan mencakup unsur-unsur perlawanan dengan berbagai nama, di bawah satu komando untuk menangani pertempuran melawan pendudukan di semua lini.
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa jumlah korban syuhada di kota-kota Tepi Barat meningkat menjadi 5 orang pada Ahad kemarin, setelah dua pemuda terbunuh oleh peluru pasukan pendudukan Israel di pintu masuk utara Ramallah dan Kegubernuran Al-Bireh.
Kementerian mengatakan bahwa anak laki-laki Suleiman Kanaan (17 tahun) menjadi syuhada setelah terkena peluru tajam tepat di jantungnya, sementara otoritas pendudukan memberi tahu pihak Palestina tentang kesyahidan dan penahanan jenazah anak laki-laki Khaled Hamidat (16 tahun).
Dalam keterangan persnya, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) berduka atas syahidnya Khaled Hamidat dan Suleiman Kanaan.
Penggerebekan Malam Hari
Sementara itu, koresponden Al-Jazeera melaporkan bahwa pasukan pendudukan Israel menyerbu kota Nablus di bagian utara Tepi Barat sebelum fajar hari ini, menggerebek Universitas Al-Najah dan menangkap sejumlah mahasiswanya.
Juga di Nablus, sumber-sumber Palestina melaporkan bahwa pemukim menyerang pinggiran desa Burin dan membakar sebuah mobil.
Ahad larut malam, pasukan Israel menyerbu kota Qalqilya dan menghancurkan dua rumah milik tahanan Saleh Abu Saleh dan Bassam Yassin yang dibebaskan. Menurut aktivis Palestina, seorang pemuda ditembak oleh tentara pendudukan di Qalqilya, yang berulang kali digerebek.
Serangan malam hari juga mencakup kota Jericho, sebelah timur Tepi Barat, dan kota Beit Rima, barat laut Ramallah.
Di Tepi Barat bagian selatan, seorang koresponden Al-Jazeera melaporkan bahwa pasukan penjajah menyerbu kota Yatta, selatan Hebron, dari beberapa pintu masuk, dan juga menyerbu kota Beit Ummar dan Al-Dhahiriya.
Reporter itu juga mengatakan, tentara Israel menyerbu kota Betlehem dan menggerebek sejumlah rumah di sana. Selain kematian lebih dari 350 warga Palestina, pasukan pendudukan Israel telah menangkap lebih dari 5.000 orang sejak dimulainya perang di Gaza.*