Hidayatullah.com—Pimpinan Dakwah Salafy Mesir, Yassir Burhamy mengatakan hari Jumat kemarin (20/04/2012) bahwa kelompok liberal adalah penyebab krisis yang terjadi dalam Majelis Konstitusi.
“Kelompok liberal, dengan segala cara, ingin mencegah partai-partai Islam memiliki suara tertinggi saat merancang konstitusi, khususnya berhubungan dengan Pasal 2 yang terkait dengan identitas Islam [dalam negara] dan hukum syariat,” kata Burhamy dalam pernyataannya yang dikutip Al Mishry Al Yaum.
“(Mereka) memaksakan kehendak dengan cara-cara yang tidak demokratis guna mengacaukan formasi Majelis, dengan menggunakan tekanan media untuk membuat orang takut terhadap Islam,” imbuhnya.
Burhamy menegaskan, “Salafy akan menyeru rakyat untuk menolak konstitusi jika tidak menyebutkan dengan tegas bahwa syariat Islam akan ditegakkan.”
Menurutnya, rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam merancang konstitusi. Meskipun Salafy hanya memiliki perwakilan minoritas dalam parlemen, namun mereka mewakili kebanyakan rakyat yang berunjuk rasa di jalan-jalan, yang memiliki kekuatan besar untuk menggerakkan massa yang mayoritas diam.
Majelis Konstitusi yang dibentuk pada bulan Maret lalu, pasa 10 April ditangguhkan oleh keputusan Mahkamah sebab dianggap kurang mewakili keberagaman rakyat Mesir.
Hussein Tantawi, pimpinan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata yang menguasai pemerintahan pascarezim Mubarak, melakukan pertemuan dengan perwakilan sekitar 20 partai untuk membentuk formasi Majelis Konstitusi yang baru pada Ahad lalu.
Partai bentukan Al Ikhwan dan Salafy menjadi pemenang pertama dan kedua dalam pemilihan umum Mesir belum lama ini, mengalahkan dengan telak partai-partai liberal dan para pendukung Husni Mubarak.*