Hidayatullah.com–Muslim di salah satu kota di Prancis Rabu (1/8/2012) pagi dikejutkan adanya dua kepala babi di pintu masuk ke masjid mereka.
Insiden di kota Montauban itu digambarkan sebagai “provokasi rasis” oleh pengawas yang memonitor tindakan anti-Islam di Prancis. Walikota Montauben Brigitte Bareges menyebut tindakan tersebut “menjijikkan dan penghinaan”.
Kejadian ini merupakan yang pertama bagi wilayah Tarn-et-Garonne selatan. Para pejabat menolak berspekulasi mengenai kemungkinan adanya hubungan dengan tragedi Maret.
Di kota itu Maret lalu seorang pria muslim bersenjata Islamis menembak mati dua pasukan khusus Prancis. Pasukan tersebut dua di antara tujuh korban tewas yang ditembak pemuda muslim bernama Mohamed Merah. Ia juga menembak mati tiga anak sekolah Yahudi, seorang rabi, dan prajurit lain di Toulouse, sebelum akhirnya tewas di apartemennya saat pengepungan polisi.
Mohamed, imam di masjid itu, kepada AFP mengatakan, sejumlah orang telah menaruh kepala babi dan menumpahkan sejumlah besar darah di lantai pintu masuk ke masjid, yang awalnya merupakan rumah kediaman yang dikonversi menjadi tempat ibadah.
“Ini adalah penghinaan,” kata imam itu pada AFP, seperti dimuat laman Al Arabiya. “Dengan menyerang agama seperti ini, saya tidak tahu apa maksudnya? Orang-orang saat ini sedang bertafakur, terutama selama bulan Ramadhan. “
Abdallah Zekri, ketua pengawas Islamophobia di Prancis, mengatakan, peristiwa Rabu itu terjadi dilatarbelakangi peningkatan tindakan anti-Muslim pada semester pertama 2012.
“Untuk kasus yang terjadi pada bulan suci Ramadhan ini, sungguh sangat buruk sekali,” katanya. “Ini provokasi rasis.”
Pada saat yang sama serangan bernuansa islamphobia sempat menimpa empat instruktur Muslim. Mereka dipecat dari pekerjaannya hanya karena menjalankan ibadah puasa. Dewan kota menilai, instruktur yang berpuasa dianggap telah melanggar syarat yang telah ditentukan.*