Hidayatullah.com–Kementerian Pertahanan Inggris mengungkapkan, lebih banyak tentara dan veteran yang melakukan bunuh diri tahun lalu daripada yang mati bertempur di Afghanistan.
Tahun lalu, tujuh tentara Inggris melakukan bunuh diri, sedangkan 14 lainnya dicurigai bunuh diri tapi belum bisa dipastikan karena masih dalam penyelidikan.
Pemerintah Inggris tidak mempunyai catatan tentang kasus-kasus bunuh diri mantan personil militer, tapi sebuah investigasi oleh program Panorama BBC dikutip ABC menunjukkan, paling sedikit 29 veteran melakukan bunuh diri di tahun 2012.
Jumlah total 50 pelaku bunuh diri itu melebihi jumlah 40 tentara yang tewas dalam tugas di Afghanistan pada periode yang sama.
Pengungkapan ini memicu seruan agar militer berbuat lebih banyak untuk mendukung para tentara yang mengalami stress (post-traumatic stress disorder).
Jurubicara Kementerian Pertahanan mengatakan, angka bunuh diri dan post-traumatic stress disorder di kalangan tentara masih lebih rendah dibandingkan dengan angka kejadian bunuh diri dalam kalangan masyarakat sipil.
Pendukung Utama Amerika
Inggris adalah pendukung setia Amerika Serikat (AS) dalam beberapa kali invasi ke negara lain. Dalam serangan ke Afghanistan tahun 2001 diperkirakan ada lebih 427 orang tentara Inggris ikut tewas.
Sementara dalam innvasi atas Iraq, yang melibatkan sekitar 200.000 tentara gabungan sejak 20 Maret 2003 bersama Amerika Serikat didukung Australia dan Polandia Inggris juga ikut meluncurkan “Operasi Kebebasan Iraq” dengan menuduh Saddam Hussein disebut sebagai dictator dan dugaan menyembunyikan senjata pemusnah massal.
Padahal temuan Mantan Kepala Angkatan Pertahanan Australia Jenderal Peter Gration menyebut tidak ada senjata pemusnah massal yang ditemukan dan Iraq tak ada bukti keterlibatan Negara itu dalam serangan 11 September 2001 ke AS.*