Hidayatullah.com—Kelompok oposisi Syrian National Council (SNC), gagal mendapatkan kursi Suriah di Liga Arab meskipun sudah melewati lobi-lobi intensif.
Pertemuan tingkat tinggi 22 negara anggota Liga Arab, yang berakhir di Kuwait City Rabu (26/3/2014), memutuskan hanya memperbolehkan SNC mengikuti pertemuan tingkat menteri dalam situasi tertentu.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Al-Araby mengatakan, kursi Suriah tetap dibiarkan kosong selama KTT karena SNC bukanlah sebuah pemerintahan dan kursi di organisasi regional itu hanya diperuntukkan bagi pemerintah suatu negara.
Al-Araby mengatakan, itulah alasan mengapa dia menolak memberikan kursi Suriah kepada SNC tahun lalu saat Liga Arab bertemu di Kairo.
Kepada Aljazeera jurubicara SNC Louay Safi mengkonfirmasi bahwa Mesir bersama Aljazair, Libanon dan Iraq menolak menyerahkan kursi perwakilan Suriah ke SNC.
Hari Selasa (25/3/2014), pimpinan SNC Ahmad Al-Jarba mengkritik keputusan Liga Arab membiarkan kursi Suriah tetap kosong. Dia menilai, keputusan itu seolah memberikan pesan kepada Assad bahwa “dia bisa membunuh dan kursi itu menunggunya untuk menuntaskan perang ini.”
Sebelumnya Aljazeera melaporkan bahwa Libanon mengancam akan menarik diri dari KTT apabila SNC diberikan kursi Suriah.
Kepada Reuters Menteri Luar Negeri Iraq Hoshiyar Zebari juga tidak setuju memberikan SNC tempat di Liga Arab. “Mana kedaulatan mereka? Mana otoritas mereka? Mereka bukan sebuah negara, mereka bahkan tidak punya pemerintahan.”
Namun di akhir KTT, Louay Safi mengatakan bahwa keputusan yang diambil dalam KTT itu bukanlah untuk menentang oposisi Suriah.
“Mereka tetap mengakui Syrian National Coalition sebagai perwakilan sah dari rakyat Suriah,” kata Safi.
KTT Liga Arab di Kuwait itu mengeluarkan deklarasi mengecam “pembunuhan massal” oleh pemerintah Suriah dan menegaskan bahwa solusi politik tetap menjadi prioritas untuk mengakhiri perang saudara di negeri itu.*