Hidayatullah.com–Seorang wanita berusia 37 tahun di kota Cairns, Australia, ditahan pihak berwajib dengan tuduhan pembunuhan atas 8 orang anak.
“Ibu berusia 37 tahun dari beberapa anak itu yang terlibat dalam kejadian ini telah ditahan semalam dan sekarang dalam penjagaan polisi di Cairns Base Hospital,” kata Inspektur (Det) Bruno Asnicar kepada para reporter Sabtu (20/12/2014) dikutip AFP.
Wanita itu, yang menurut polisi diyakini sebagai ibu dari 7 anak dan bibi dari anak kedelapan korban pembunuhan tersebut, belum dituntut.
Namun Kepolisian Queensland mengatakan wanita itu sedang membantu mereka dalam penyelidikan atas kematian delapan anak tersebut, yang rentang usianya dari bayi hingga remaja.
“Dia stabil dan sedang dirawat,” kata Aniscar, seraya menambahkan bahwa wanita itu mengalami luka tusuk di bagian atas badannya dan dia dalam keadaan sadar, serta dapat berbicara dengan jelas.
Aniscar mengaku tidak bisa mengatakan apakan luka wanita itu dibuat sendiri.
Tim forensik kepolisian masih memeriksa rumah tempat kejadian perkara (TKP), namun mayat anak-anak berusia 18 bulan hingga 14 tahun itu sudah dipindah.
Aniscar berpendapat masih terlalu dini untuk menjelaskan bagaimana anak-anak itu menemui ajalnya. Namun, polisi mengkonfirmasi di dalam rumah TKP ditemukan sejumlah senjata, termasuk pisau.
Berbagai laporan mengatakan seorang wanita terdengar berteriak di dalam rumah itu pada Kamis malam (18/12/2014). Koran Brisbane, Courier Mail, melaporkan wanita tersebut terdengar berteriak, “Jangan biarkan mereka merebutnya (anak-anak) dari kita. Tuhan berkati kami. Ampuni apa yang akan aku lakukan.”
Seorang perempuan yang merupakan tetangga dekat rumah itu mengatakan kepada koran itu bahwa wanita tersebut mengalami malam yang buruk pada hari Kamis itu.
“Saya mendengarnya bertengkar dengan seseorang pagi ini sekitar pukul empat pagi (Jumat),” kata tetangga itu. “Saya terakhir melihat wanita itu sekitar pukul 6 pagi, setelah itu senyap.”
“Saya melihatnya mengeluarkan barang-barang dari rumah kemarin. Dia meletakkan furnitur dan barang-barang di depan jalan, membagi-bagikan barang-barang kepada keluarga dan teman-temannya.”
“Dia bilang dia akan mengubah hidupnya. Dia kelihatan tidak sehat, tetapi dia mencintai anak-anak itu.”
Seorang remaja putri 13 tahun yang merupakan teman dari salah satu anak yang tinggal di rumah tersebut mengatakan bahwa dia mengantar pulang temannya itu dengan berjalan kaki pada Kamis malam setelah pergi berbelanja. Di rumah itu dia bertemu dengan si ibu, yang memberinya uang untuk pulang naik taksi.
“Dia bicara tentang Tuhan dan hal-hal lainnya,” kata gadis remaja itu kepada Australian Associated Press. “Dia bilang, ‘Tuhan Bapa berikan kekuatan kepada saya agar dapat melakukan apa saja’.”*