Hidayatullah.com—Ratusan pencari suaka asal Eritrea berunjuk rasa di Israel hari Kamis (25/6/2015) guna mendesak agar diambil tindakan terhadap rezim di negara mereka saat ini dan meminta pengakuan sebagai pengungsi.
Unjuk rasa dilakukan setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa merilis sebuah laporan yang memaparkan tentang dugaan pelanggaran HAM di negeri tanduk Afrika itu, serta ribuan orang Eritrea sedang mencari suaka.
Unjuk rasa berlangsung di luar kantor perwakilan Uni Eropa di Israel di Ramat Gan, sebuah kawasan komersial di pinggiran Tel Aviv. Polisi memblokade daerah sekitar gedung.
Ratusan orang yang berunjuk rasa secara damai itu mendukung laporan PBB dan mendesak negara-negara Eropa dan Israel agar memberikan status pengungsi kepada orang-orang Eritrea yang lari menyelamatkan diri dari rezim sekarang ini.
“Eritrea diperintah dengan rasa takut, bukan dengan hukum,” bunyi tulisan yang diusung pengunjuk rasa yang mengibar-kibarkan bendera Eritrea dan Israel.
“Orang Eritrea meninggalkan rumah-rumah mereka dan negara mereka bukan karena mereka menginginkan pekerjaan yang lebih baik, atau ingin mobil, atau TV plasma. Kami meninggalkan rumah-rumah karena kami … dilahirkan untuk merdeka dan hidup secara bermartabat dan aman,” bunyi pernyataan yang dibuat pihak penyelenggara unjuk rasa.
Hari Rabu (24/6/2015), seorang pakar PBB menyeru agar dilakukan penyelidikan guna memutuskan apakah pemerintah Eritrea harus dibawa ke meja hijau atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan menyusul laporan PBB tersebut.
Laporan setebal hampir 500 halaman yang disusun setelah satu tahun investigasi, memaparkan bagaimana Eritrea di bawah rezim tangan besi Isaias Afwerki selama 22 tahun telah memunculkan sistem represif di mana rakyat ditangkap tanpa sebab yang jelas, ditahan, disiksa, bahkan dibunuh atau dihilangkan.
Laporan itu menyebut pelanggaran terjadi “dalam skala dan cakupan yang sangat jarang bisa ditemukan di tempat lain”, atau singkatnya kejahatan rezim di Eritrea saat ini sangat keterlaluan.
Puluhan ribu orang asal Eritrea dan Sudan mencari suaka di Israel dalam beberapa tahun belakangan.
Menurut kelompok-kelompok peduli HAM, dari sekitar 30.000 orang Eritrea yang sudah tiba di Israel, hanya 4 yang sudah diberi status resmi sebagai pengungsi, lapor AFP.*