Hidayatullah.com—Kepala Kejaksaan Agung Swedia memutuskan untuk menghentikan pernyelidikan kasus pemerkosaan yang melibatkan pendiri WikiLeaks Julian Assange.
Marianne Ny mengajukan permohonan ke Pengadilan Distrik Stockholm agar surat perintah penangkapan atas nama Assange dicabut, yang sepertinya akan mengakhiri tujuh tahun kejumudan proses penyelidikan kasus tersebut.
Assange, 45, tinggal di Kedutaan Ekuador di London, Inggris, sejak 2012 guna menghindari ekstradisi ke Swedia.
Pria asal Australia itu takut jika esktradisinya ke Swedia akan dijadikan alat untuk mengirimnya ke Amerika Serikat, negara nomor satu yang memburunya.
Amerika Serikat bernafsu menyeretnya ke meja hijau menyusul pembocoran ratusan ribu kabel diplomatik dan dokumen militer AS lewat situs WikiLeaks, yang diterimanya dari Bradley Manning
Metropolitan Police Service (MPS) di London mengatakan setelah keputusan itu diumumkan, pihaknya masih berkewajiban menangkap Assange jika dia melangkah meninggalkan area Kedubes Ekuador dengan tuduhan lebih ringan, yaitu menolak memenuhi panggilan pengadilan.
⇒Inggris habiskan Rp192 miliar cuma untuk “tongkrongin” Julian Assange di Kedubes Ekuador
Assange selalu membantah tuduhan pemerkosaan yang ditujukan kepadanya, dengan mengatakan hubungan seks dengan wanita yang disebut-sebut sebagai korban terjadi atas dasar suka sama suka dan tuduhan pemerkosaan itu adalah jebakan baginya. Dia ditanyai di Kedubes Ekuador di London enam bulan lalu dengan dihadiri aparat Swedia.
Menyusul pengumuman hari Jumat (19/5/2017) oleh Kejaksaan Swedia, lewat Twitter WikiLeaks mengatakan bahwa fokus mereka kini beralih ke Inggris. WikiLeaks mengatakan bahwa Inggris menolak untuk mengkonfirmasi atau membantah apakah pihaknya telah menerima surat permintaan ekstradisi dari AS atas nama Julian Assange.
Pengacara di Swedia yang mewakili Assange, Per Samuelson, mengatakan keputusan kejaksaan hari Jumat untuk membatalkan penyelidikan kasus tersebut adalah kemenangan bagi kliennya, lapor BBC.
Namun, lewat Twitter dengan marah Assange menulis, “Ditahan selama 7 tahun tanpa dakwaan … sementara anak-anak saya tumbuh besar dan nama saya dicemarkan. Saya tidak memaafkan atau melupakannya.”
Dalam konferensi pers kemarin, Ny mengatakan bahwa dengan bertahan di Kedubes Ekuador di London Assange menghindari penerapan surat perintah penangkapan European Arrest Warrant (EAW), yang akan mengekstradisinya ke Swedia.
Ny mengatakan hukum pidana di Swedia mengharuskan penyelidikan dilakukan secepat-cepatnya. Pada saat yang sama, Swedia tidak dapat menunggu lama sampai pihak Ekuador bersedia bekerjsa sama secara formal dalam masalah Assange itu.
Meskipun demikian, Ny mengatakan kasus Assange itu dapat dimunculkan kembali jika pria tersebut datang ke Swedia sebelum masa berlakunya perkara berakhir pada Agustus 2020.*