Hidayatullah.com—Pemerintah kota Wuhan, kota di mana pertama kali coronavirus baru ditemukan tahun lalu, mengoreksi angka kematian Covid-19 dengan menambahkan 1.290 kasus atau naik 50%.
Pemerintah Wuhan mengatakan kenaikan tersebut disebabkan kematian di luar rumah sakit sekarang juga dimasukkan dalam perhitungan, sementara pemerintah pusat China membantah adanya penyembunyian jumlah kasus infeksi maupun korban jiwa.
Angka resmi terbaru yang dilaporkan menyebutkan kematian akibat Covid-19 di Provinsi Hubei, di mana kota Wuhan berada, total menjadi 3.869 jiwa sehingga jumlah keseluruhan kematian di negara China menjadi lebih dari 4.600.
Menurut Johns Hopkins University, yang melakukan pengumpulan data kasus infeksi dan kematian Covid-19 di seluruh dunia, China sejauh ini mengkonfirmasi hampir 84.000 kasus infeksi coronavirus jenis baru penyebab Covid-19.
Dilansir BBC, dalam pernyataan yang dirilis hari Jumat (17/4/2020), para pejabat di Wuhan mengatakan angka revisi tersebut berasal dari data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk yang dicatat rumah-rumah pemulasaran jenazah dan penjara.
Sebelumnya, kematian berkaitan dengan virus yang terjadi di luar rumah sakit, seperti orang yang meninggal di rumah, tidak dimasukkan dalam perhitungan.
“Verifikasi statistik” itu merupakan upaya pihak berwenang untuk memastikan bahwa informasi tentang wabah Covid-19 di kota itu terbuka, transparan dan datanya akurat, kata pernyataan tersebut.
Ditambahkan pula bahwa ketika wabah merebak waktu itu, sistem kesehatan di sana sangat kewalahan dan kasus-kasusnya ada yang “dilaporkan keliru”, ada yang dilaporkan lebih dari sekali dan bahkan ada yang terlewatkan sama sekali (tidak dilaporkan).
Oleh karena di awal masa wabah perlengkapan tes juga sangat terbatas, artinya kemungkinan pasien yang terinfeksi juga ada yang tidak termasuk dalam hitungan, imbuh pernyataan itu.
Seorang jubir dari Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng, mengatakan bahwa data terbaru ini merupakan hasil “review menyeluruh” dari data epidemi Covid-19.
Dalam konferensi pers hariannya, Kementerian Luar Negeri China mengatakan tuduhan bahwa ada yang disembunyikan China berkaitan dengan Covid-19 ini sangat tidak berdasar. “Kami tidak akan membiarkan adanya penyembunyian apapun,” kata seorang jubir kementerian.*