Hidayatullah.com—World Health Organization (WHO) mengeluarkan izin penggunaan darurat dua versi vaksin Covid-19 buatan Oxford-AstraZeneca, sehingga membuka jalan bagi pengirimannya ke negara-negara Afrika melalui skema COVAX.
COVAX adalah inisiatif global di mana negara-negara menyerahkan sejumlah dana untuk mendukung pengembangan vaksin dengan tujuan semua negara akan mendapatkan suplai vaksin yang ampuh secara adil.
“Negara-negara yang hingga saat ini belum memperoleh akses vaksin akhirnya akan dapat memulai vaksinasi terhadap para tenaga medis dan penduduknya yang berisiko,” kata Asisten Dirjen WHO Mariângela Simão.
Vaksin buatan Oxford-AstraZeneca memiliki efikasi 63,09% dan cocok bagi negara berpendapatan menengah ke bawah sebab prosedur penyimpanannya lebih mudah, kata WHO seperti dilansir BBC Senin (15/2/2021).
Sekelompok pakar imunisasi yang dikumpulkan WHO merekomendasikan vaksin tersebut untuk diberikan kepada semua kelompok umur di atas 18 tahun.
Vaksin yang akan dikirim ke Afrika itu diproduksi oleh AstraZeneca-SKBio di Korea Selatan dan pabrik vaksin terbesar di dunia Serum Institute of India.
Afrika Selatan pekan lalu menangguhkan penyuntikan vaksin coronavirus buatan Oxford-AstraZeneca setelah hasil studi menunjukkan vaksin tersebut tidak terlalu manjur untuk mengatasi varian baru coronavirus yang merebak di negara itu yang diketahui jauh lebih mudah menular dibandingkan varian sebelumnya.
Coronavirus telah menjangkiti lebih dari 3,7 juta orang dan membunuh lebih dari 98.000 orang di benua itu. Jumlah sesungguhnya diyakini lebih banyak lagi, sebab sejumlah negara di Afrika tidak memberikan laporan perkembangan infeksi dan korban Covid-19, dan tes coronavirus masih relatif sedikit dilakukan karena terbentur minimnya dana dan tenaga kesehatan.*