Hidayatullah.com—Otoritas di bagian Utara Jerman meminta lebih dari 8.000 orang untuk menjalani vaksinasi Covid-19 ulang, karena seorang perawat di duga menyuntikkan saline dan bukannya vaksin Covid-19.
Polisi sedang menyelidiki tindakan perawat itu yang dilakukan di sebuah pusat vaksinasi di Friesland, dekat pantai Laut Utara, lansir BBC Kamis (12/8/2021).
Awalnya hanya enam orang yang diyakini menerima suntikan larutan garam tidak berbahaya itu di tempat tersebut pada bulan Maret dan April.
Banyak di antara korban berusia di atas 70 tahun, yang rentan terpapar coronavirus.
Inspektur Peter Beer, dikutip koran Süddeutsche Zeitung, mengatakan bahwa wanita berusia 40-an tahun itu membagikan informasi berkaitan dengan coronavirus di media sosial yang sifatnya mengkritik kebijakan pemerintah dalam penanggulangan pandemi.
Lembaga penyiaran regional NDR melaporkan 8.557 orang sudah diminta untuk mengulang vaksinasi, dan sejauh ini sudah 3.600 janji vaksinasi yang sudah dikonfirmasi.
Pada bulan April perawat itu mengaku memberikan suntikan saline kepada enam orang untuk menutupi fakta dirinya menjatuhkan ke lantai satu vial vaksin.
Namun, penyelidikan polisi justru mengungkap banyak orang justru disuntik saline dan bukannya vaksin Pfizer/BioNTech.
Polisi tidak menampik kemungkinan ada motif politik di balik tindakan perawat tersebut, tetapi pengacara tersangka membantahnya dan mereka juga memperselisihkan laporan perihal banyaknya saline yang disuntikkan.
Saksi yang diperiksa polisi bertambah dan sejauh ini belum ada dakwaan yang dikenai terhadap tersangka.
Jerman mengalami banyak demonstrasi anti-vaksin. Kelompok-kelompok sayap kanan termasuk yang menolak data resmi dan kesimpulan perihal penyebaran Covid.*