Hidayatullah.com–Kenya berencana membeli listrik yang dihasilkan dari bendungan raksasa Sungai Nil Ethiopia, yang mulai menghasilkan listrik untuk pertama kalinya akhir pekan lalu.
Ethiopia berharap menghasilkan sekitar $1 miliar pendapatan tahunan dari ekspor listrik ke negara-negara tetangga dan sekitarnya.
Kesepakatan baru dicapai antara kedua tetangga awal bulan ini. Belum jelas berapa banyak daya yang diminta Kenya dan berapa biayanya, lansir BBC Jumat (25/2/2022).
Menteri Energi Kenya Monica Juma mengatakan langkah ini akan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negaranya.
Turbin pertama di Grand Ethiopian Renaissance Dam (Gerd) telah mulai menghasilkan daya 375 megawatt (MW).
Ethiopia mulai membangun bendungan senilai $4 miliar di dataran tinggi di bagian utara wilayahnya, di mana 85% air Sungai Nil mengalir, pada tahun 2011.
Ketika reservoir di belakang bendungan telah terisi, PLTA itu diharapkan akan menghasilkan lebih dari 5.000 MW listrik pada tahun 2024.
Ini akan meningkatkan lebih dari dua kali lipat output listrik Ethiopia saat ini.
Namun, bendungan itu sejak lama menjadi sumber perselisihan antara Ethiopia dan negara-negara di hilir sungai Sudan dan Mesir.
Mereka melihat Gerd sebagai ancaman terhadap keamanan air negaranya, karena ketergantungan mereka yang sangat tinggi pada aliran air Sungai Nil.*