Hidayatullah.com—Pernyataan Ketua DPR RI Marzuki Alie mengenai kurikulum 2013 dan ujian nasional dalam pidato pembukaan masa sidang IV tahun 2012-2013 DPR RI, mengundang protes dari sejumlah anggota Komisi X.
Selain melakukan protes soal kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), sejumlah anggora DPR RI juga mengkritisi pidato Ketua DPR RI Marzuki Alie menyangkut kurikulum 2013 dan ujian nasional pada pembukaan masa sidang IV tahun sidang 2012-2013, Senin (13/05/2013) ini.
Reni Marlinawati dari FPPP misalnya, mengatakan bahwa Komisi X belum pernah menyepakati perubahan kurikulum 2013.
“Komisi X belum membuat keputusan resmi, bahkan anggarannya pun belum disepakati,” ujar Reni.
Hal senada juga ditegaskan anggota Komisi X dari FPKS Raihan Iskandar. Menurut dia, FPKS belum membuat kesepakatan dengan fraksi lain soal kurikulum 2013. Begitu pula soal ujian nasional, FPKS tidak sependapat bila masih tetap dianggap sebagai faktor penentu kelulusan.
“Jadi, tidak semua sepakat dengan UN,” tandasnya dikutip JurnalParlemen.
Dalam pidatonya, Marzuki mengatakan, “Dewan sepakat dengan pemerintah agar hasil UN SMA dan sederajat tahun 2013 yang dijadikan syarat kelulusan dan persyaratan masuk perguruan tinggi negeri, perlu dipertimbangkan melalui kajian mendalam.”
Sementara terkait kurikulum disebutkan, “Meskipun mendapat kritikan, kurikulum 2013 tetap akan dilaksanakan pada bulan Juli 2013 secara terbatas dan bertahap. Untuk jenjang Sekolah Dasar, target awal yang semula 30 persen diturunkan menjadi 5 persen, 7 persen untuk Sekolah Menengah Pertama dan 100 persen untuk tingkat Sekolah Menengah Atas dan/atau Sekolah Menengah Kejuruan.”*