Hidayatullah.com – Pelaksana Harian Majelis Silaturahim Umat Islam Bekasi (MSUIB), Ismail Ibrahim membenarkan adanya rencana aksi demo oleh warga Kota Bekasi terhadap Gereja Santa Clara.
Ia menuturkan, langkah tersebut ditempuh karena adanya pelanggaran yang terus dilakukan oleh pihak Gereja Santa Clara, Bekasi.
Ismail menjelaskan, berdasarkan kesepakatan dengan Pemkot Bekasi bahwa Gereja yang berada di tengah pemukiman umat Islam itu bertatus quo. Kemudian, pada 24 November 2016 lalu pihak Pemkot melalui Sekretaris Daerah (Sekda) kembali menegaskan untuk dilakukan pemberhentian sementara.
“Justru setelah keluar surat pemberhentian itu sekarang sudah membangun hingga lantai 3,” ujar Ismail kepada hidayatullah.com, Kamis malam (23/03/2017).
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah mengingatkan Pemkot Bekasi dan pihak terkait ihwal pembangunan yang terus dilakukan Gereja Santa Clara.
Baca: Rois Syuriah PWNU Aceh: Banyak Gereja Tanpa Izin di Aceh
Termasuk, terang Ismail, juga sudah dilakukan upaya-upaya persuasif, damai, dan kekeluargaan kepada pihak gereja.
“Cuma kelihatannya Santa Clara ini jalan pakai kacamata kuda. Tak bergeming, dan tetap melanggar hukum,” tukasnya.
Rencananya, aksi yang digelar setelah shalat Jum’at tersebut akan diikuti oleh 10 ribu warga dari berbagai ormas dan kelompok, baik Islam maupun umum.*