Hidayatullah.com– Pengadilan Negeri Jakarta Selatan melarang organisasi/korporasi yang disebut “Jamaah Ansharut Daulah (JAD)” -ada yang menulis “Ansharud”.
Soal keberadaan organisasi tersebut, putra Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Abdurrahim Ba’asyir, mengaku masih meragukannya.
Ustadz Iim, demikian biasa disapa, menyatakan, baru mengetahui ada organisasi JAD setelah ramai diberitakan media massa. Ia menilai organisasi tersebut tidak jelas.
Apakah benar organisasi tersebut ada atau tidak, ia mengaku tidak tahu.
Iim mengatakan, selama ini narasi yang digulirkan, dimunculkan organisasi-organisasi dengan nama-nama tertentu, lalu dikait-kaitkan dengan suatu kasus atau kelompok tertentu. Kemudian, kepolisian melakukan penangkapan orang yang dikait-kaitkan dengan kasus terorisme.
Padahal, kata dia, bisa saja organisasi yang disebut-sebut itu sengaja dimunculkan, begitu pula dengan orang-orang yang ditangkap itu.
“Itu, kan, narasi pemerintah selama ini,” ujarnya di Solo, Jawa Tengah, saat dihubungi hidayatullah.com, Kamis (02/08/2018).
Narasi demikian, terangnya, sebenarnya sudah lama berjalan. Sasarannya adalah umat Islam sendiri.
Misalnya, Iim mengingatkan kasus Komando Jihad yang pernah ada dulu. Organisasi ini, kata dia, keberadaannya tidak jelas juga.
Sebagaimana pengakuan orang-orang yang dituduh sebagai petinggi Komando Jihad yang pernah ia ketahui. Dimana orang tersebut disuruh menandatangani kertas kosong, lalu ketika dihadapkan ke pengadilan, ternyata kertas kosong itu sebagai pengakuan keberadaan Komando Jihad.
Baca: Pemuda Muhammadiyah Minta Kapolri Setop Mengkreasi Stigma Soal Terorisme
Iim lantas mengingatkan umat Islam agar jangan mudah percaya dengan narasi serupa yang digulirkan pemerintah maupun aparat keamanan saat ini, termasuk pemberitaan media massa terkait hal itu.
“Jangan mudah percaya media,” Iim mewanti-wanti.
Selasa (31/07/2018) pekan ini, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan resmi menetapkan JAD sebagai kelompok terlarang. JAD yang diwakili oleh Zainal Anshari terbukti melanggar Undang-Undang Pemberantasan Terorisme.
Baca: ‘Teroris Lone Wolf’ Mencairkan Kebekuan Teori Terorisme di Indonesia
Ditanya soal sosok Zainal Anshari yang disebut-sebut pengurus JAD, Iim mengungkapkan, narasi seperti itu bisa saja dibuat-buat.
Misalnya dimunculkan sebuah nama untuk dikaitkan dengan suatu kelompok tertentu, padahal, masih menurut Iim, bisa saja orang tersebut bukan siapa-siapa.*