Hidayatullah.com– Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian mengimbau media massa agar menyampaikan berita secara objektif.
Imbauan itu khususnya terkait Aksi Bela Islam III yang akan digelar pada Jumat (28/11/2016) pekan ini.
Kapolri menyampaikan itu di penghujung konferensi pers seusai berdialog dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI di kantor MUI, Jakarta, Senin (28/11/2016).
Pada sesi tanya jawab, salah seorang wartawan dari sebuah grup perusahaan media massa arus utama bertanya, apakah ada perlindungan keamanan dari pihak kepolisian terhadap awak media dalam aksi nanti.
PBNU Sesalkan Berita Negatif Media Asing Terkait Pemberitaan Aksi Damai 411
“Karena kemarin sebagian dari teman-teman media khususnya televisi, ini buat Pak Kapolri juga, bahwa kita kemarin sebagian teman-teman media merasa ketakutan, Pak. Karena kita dianggap tidak pro ataupun, ada yang dianggap pro, ada yang dianggap kontra (terhadap aksi. Red), begitu, Pak. Sementara kita, kan, di lapangan hanya petugas juga, Pak, sama seperti kepolisian gitu,” ujar wartawan yang bekerja di bawah perusahaan grup media milik seorang pengusaha sekaligus politisi non-Muslim itu.
Yang dia maksud adalah penolakan oleh massa terhadap sejumlah media massa khususnya televisi yang akan meliput aksi sebelumnya. Wartawan tersebut pun mengaku, mungkin bukan medianya yang mendapati perlakuan begitu, tapi media lain. Ia lantas menyebut nama media dimaksud.
Panglima TNI Ingatkan Penjajahan Asing dengan Kuasai Media Massa
Wartawan Diminta Membaur
Menimpali pertanyaan dan penuturan wartawan tersebut, Kapolri Tito menyampaikan agar media massa tersebut memberitakan sesuai fakta.
“Jadi beritakan saja dengan objektif, itu saja!” ujarnya, lantas seisi ruangan itu riuh rendah oleh suara hadirin, baik yang mengapresiasi Kapolri maupun yang menyoraki sang penanya tadi.
Kapolri Tito pun menyarankan para awak media dalam Aksi Super Damai 212 nanti bersikap ramah dan kooperatif dengan massa.
“Membaur dengan masyarakat baik-baik. Tidak over acting. Syukur-syukur kalau ikut dzikir juga. Insya Allah tidak akan diganggu,” pesan Kapolri lagi-lagi disambut apresiasi sebagian hadirin di ruang konferensi pers pada siang hari itu.
Media Massa Diharapkan Adil dalam Memberitakan Aksi Bela Islam
Kapolri pun berjanji akan memberikan pengamanan terhadap para wartawan dalam Aksi Bela Islam III tersebut.
“Kita akan amankan, tapi yang paling utama pengamanan dari Allah Subhanahu Wata’ala,” tegas Kapolri.
Diketahui, pada Aksi Bela Islam sebelumnya di sejumlah daerah, beberapa awak media massa yang hendak melakukan peliputan ditolak kehadirannya oleh massa. Penolakan itu antara lain terjadi di Jakarta dan Medan, Sumatera Utara.
Beredar kabar bahwa penolakan itu dikarenakan media-media tersebut dipandang tidak objektif dalam memberitakan terkait Aksi Bela Islam maupun kasus penistaan agama dengan tersangka Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Untuk diketahui, pada konferensi pers tersebut, sejumlah stasiun televisi memberitakannya dalam tayangan langsung. Ada stasiun televisi yang menayangkan setiap pembicara utama. Tapi ada juga stasiun televisi yang tidak menayangkan ketika yang berbicara adalah Pembina GNPF MUI, Habib Rizieq Shihab. Saat giliran Habib Rizieq untuk berbicara, tayangan televisi pun berganti ke acara lain seperti iklan.
Sebelumnya, dalam Aksi Damai Bela Islam II, dua stasiun TV (Kompas TV dan Metro TV) mendapat gangguan dan penolakan massa karena dinilai telah menyampaikan berita secara tidak adil.*