Hidayatullah.com–Pejabat keagamaan dan media setempat melaporkan bahwa makam warga Palestina Muslim dan Kristen di Jaffa dirusak oleh pelaku, yang diyakini ekstrimis Yahudi.
Makam Muslim Al Kazakhana dan makam Kristen Ortodoks yang lokasinya berdekatan, dirusak pada Jum’at (07/10/2011) lewat tengah malam. Gambar-gambar yang menunjukkan kerusakannya ditampilkan oleh situs bernama Yaffa48.
Coretan-coretan bernada rasis mengotori dinding-dinding batu makam. Salah satunya bertuliskan “kematian bagi orang Arab”. Sejumlah nisan ikut dihancurkan.
Presiden Gerakan Islam di Jaffa, Syeikh Ahmad Abu Ajwa, mengutuk serangan tersebut, yang dikatakannya sebagai upaya untuk meneror warga Palestina.
Kantor berita WAFA yang dilansir Maan (08/10/2011) melaporkan, anggota Knesset keturunan Arab, Ibrahim Sarsour, menuding pemerintah Zionis gagal menghentikan serangan-serangan yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis Yahudi.
“Pemerintah Israel tidak melakukan upaya untuk menghentikan serangan-serangan rasis atas warga Palestina ini, mereka malah memberikan perlindungan kepada ekstrimis,” kata Sarsour.
Maan melaporkan, para pejabat polisi dan Yahudi Israel tidak bersedia memberikan komentar dengan alasan sedang berpuasa selama hari raya Yahudi Yom Kippur.
Sebelumnya pada hari Ahad pekan ini, sebuah masjid di desa Arab Badui di Tuba Zangaria, yang terletak dekat Galilee sebelah utara wilayah yang dikuasai Israel, dibakar hingga menimbulkan kerusakan yang parah. Polisi Israel hanya menangkap seorang pemuda berusia 18 tahun, yang diduga terkait dalam serangan itu.
Serangan pemukim Yahudi atas properti warga Palestina sejak dulu tidak pernah berhenti. Pada tahun 2005, sepasang suami-istri Yahudi dituntut karena melemparkan kepala babi ke sebuah masjid di Tel Aviv.
Bulan Januari tahun ini, Yayasan Al Aqsha melaporkan terjadi perusakan 20 makam Muslim yang berada di kompleks pemakaman Ma’man Allah atau Mamilla — salah satu makam tertua di Al Quds.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sekitar 20 persen atau 1,3 juta orang yang menempati wilayah yang dikuasai oleh Israel adalah keturunan Palestina. Mereka adalah keturunan orang-orang Palestina yang bertahan di tanah leluhurnya selama perang tahun 1948.
Kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia mengatakan, warga Israel keturunan Palestina atau Arab mengalami diskriminasi diberbagai bidang, seperti pekerjaan, pendidikan dan pendanaan publik.*