Hidayatullah.com—Innalillahi wa innailahi rajiun, Tati (90 tahun), nenek dhuafa yang tinggal sebatang kara menghembuskan nafas terakhir, Rabu (18/12/2013) pagi. Tati wafat setelah sempat dirawat di rumah sakit Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, karena sakit komplikasi.
Saat maut menjemput tidak tampak satu pun anggota keluarga yang menemani. Hanya seorang relawan pendamping dari Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa Jawa Barat yang menemani Tati di detik-detik akhir kehidupannya.
Jasad Tati dimakamkan di Taman Wakaf Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park (FMP), pemakaman khusus dhuafa. Tati menjadi ‘penghuni’ pertama FMP setelah 7 Desember 2013 lalu diresmikan KH. Abdullah Gymnastiar dan KH Miftah Farid.
Selepas shalat jenazah siang tadi jasad Tati diberangkatkan menuju lokasi Taman Wakaf Pemakaman Muslim FMP di Cikalong Wetan, Bandung. Jasad Tati dibawa menggunakan ambulans khusus jenazah, fasilitas layanan yang juga disediakan oleh tim FMP.
Proses pengurusan jenazah mulai dari memandikan, mengafani, mensalatkan, pemberangkatan menggunakan ambulans, plus penyediaan lahan pemakaman murni cuma-cuma, tanpa ada pungutan dalam bentuk apapun.
Hidup sebatang kara, Tati tetaplah saudara Muslim kita. Terlebih ia berasal dari kalangan lemah, yang sepatutnya mendapatkan perhatian lebih.
FMP merupakan konsep wakaf pemakaman Muslim yang dikhususkan bagi kaum dhuafa. FMP merupakan solusi bagi kaum papa disaat harga lahan pemakaman di kota Bandung dan sekitarnya melangit.
Setiap pewakaf yang mewakafkan uang 10 juta rupiah berhak mendapat 4 kaveling makam. Dua kaveling hak pewakaf, dua kaveling sisanya hak dhuafa.
Rencananya FMP akan menggunakan lahan 21 hektar, tetapi pengelola baru mampu membebaskan lahan 5 hektar.*