Hidayatullah.com–Ketahanan nasional diperlukan dalam mengatasi segala tantangan, hambatan dari berbagai sisi yang dapat membahayakan integritas, identitas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Karena itu, perlu ada kajian strategis dan mendalam mengapa LGBT atau kaum biseksual tidak boleh menjadi anggita TNI dan Polri.
“Kajian strategis ini jelas (untuk mengetahui), mengapa, misalnya, kaum biseksual tidak boleh jadi TNI-Polri, apa karena penyakit, apa karena pengaruh (lingkungan)? Karena yang saya tangkap tadi, karena pengaruh buruk yang dibawa bukan kromosom bawaan,” demikian dikatakan Dr. Rosita Noer, Wakil Ketua Pengurus Harian Ikatan Alumni Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) usai menghadiri ”Simposium Pengaruh LGBT Terhadap Keluarga dan Ketahanan Nasional” di Gedung Prof. Dr. Satrio, RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat hari Ahad (16/11/2014).
Menurutnya, hasil kajian tersebut bisa menjadi rujukan kebijakan negara. Bagaimana sikap negara terhadap LGBT ini dan apa pengaruh besar di masyarakat.
Rosita mencontohkan seperti operasi transgender artis Dorce Gamalama. Hal itu bisa terjadi karena tidak ada penolakan negara terhadap tindakan operasi itu.
“Ketahanan nasional ini terdiri dari delapan aspek salah satunya aspek sosial budaya yang tidak bisa dilepaskan dari aspek politis. Di mana dibutuhkan political will pemerintah,”ucapnya tandas.*