Hidayatullah.com—Semua kelompok bersenjata di Suriah akan dibubarkan sebelum pejuang mereka ditempatkan di bawah yurisdiksi Kementerian Pertahanan, kata Ahmad al-Sharaa.
Pernyataan al-Sharaa yang juga pemimpin aliansi pejuang oposisi yang memerintah rezim Bashar al-Assad tidak dipublikasikan oleh lembaga negara Suriah, SANA.
“Setiap orang akan tunduk pada hukum,” kata al-Sharaa, yang popular dengan panggilan Abu Muhammad Al-Jaulani dalam laporan yang dikutip media internasional.
Tidak jelas dari komentar al-Sharaa bagaimana dan kapan hal tersebut akan tercapai, atau apakah faksi-faksi bersenjata yang bersaing di negara tersebut akan setuju atau tidak.
Lebih dari seminggu setelah jatuhnya Bashar, pemerintah baru di Damaskus dilaporkan berusaha memproyeksikan stabilitas setelah hampir 14 tahun perang saudara di Suriah.
Barat dan Amerika Serikat (AS) selalu menempatkan kelompok Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) yang dipimpin oleh al-Sharaa sebagai “organisasi teroris”, sebuah label yang biasa disematkan kelompok yang tidak sejalan dengan Barat, kepada pemerintah Suriah yang baru.
Namun pemimpin baru Suriah telah bertemu dengan diplomat Barat untuk mendapatkan pengakuan internasional atas legitimasi pemerintahan baru.
Fokus dunia kini beralih ke Suriah setelah kelompok pejuang oposisi anti-rezim menggulingkan rezim Bashar pada 8 Desember, yang berlangsung sejak protes sipil yang didukung oleh perlawanan bersenjata dimulai pada Maret 2011.*