Hidayatullah.com–Pendiri perusahaan produsen implan payudara asal Prancis yang dianggap menimbulkan keresahan di berbagai negara mulai diburu oleh interpol. Agen polisi internasional telah memasukan identitas Jean-Claude Mas, berusia 72 tahun, dicari di Kosta Rika karena melakukan kejahatan berkaitan dengan “kehidupan dan kesehatan”.
Dalam daftar buronan internasional di situs interpol, dipajang dua foto wajahMas.
Disebutkan Mas diburu oleh otoritas Kosta Rika, tanpa ada penjelasan secara rinci. Demikian tulis BBC (24/12/2011).
Namun Euronews (24/12/2011) melaporkan, Interpol tidak memburu bos PIP (Poly Implant Protes) itu atas kasus implan payudara yang mematikan produksi perusahaannya.
Berdasarkan pengumuman yang Hidayatullah.com baca dalam situsnya, Interpol (24/12/2011) mengeluarkan rilis pers berjudul “INTERPOL Red Notice for Jean-Claude Mas issued at request of Costa Rica unrelated to breast implants”.
Interpol menegaskan pencarian atas Jean-Claude Mas tidak berhubungan dengan kasus implan payudara. Hingga saat ini red notice atas nama Jean-Claude Mas dikeluarkan hanya terkait dengan kasus mengemudi dalam keadaan mabuk di negara Kosta Rika, yang jika Mas terbukti bersalah dapat dipenjara selama 3 tahun.
Red notice yang sama –atas permintaan Kosta Rika– telah dimunculkan sejak bulan Juni tahun ini di situs Interpol, dan menarik perhatian internasional karena kontroversi yang meliputi Jean-Claude Mas terkait dengan impan payudara buatan perusahaannya yang diduga dapat membahayakan kesehatan para wanita.
Interpol tidak pernah meluncurkan “perburuan manusia internasional” atas Jean-Claude Mas untuk kasus payudara implan itu atau kasus lainnya. Demikian tulis Interpol.
Interpol tidak akan memberikan komentar lebih lanjut tentang masalah itu, pungkasnya dalam rilis pers tersebut.
Puluhan ribu wanita menggunakan implan payudara buatan PIP, perusahaan milik Jean-Claude Mas. Belakangan implan-implan tersebut menimbulkan masalah karena banyak yang bocor, sehingga mengganggu kesehatan para wanita, bahkan ada yang meninggal dunia.
Tidak ingin membuat masalah lebih parah, pemerintah Prancis memerintahkan agar implan payudara PIP yang telah dipasang dalam tubuh sekitar 30.000 wanita dilepas kembali. Pemerintah Paris juga bersedia menanggung biaya operasi pelepasannya.
Salah seorang dokter bedah plastik Prancis menyebut Mas sebagai “penjagal”.
Patrik Baraf mengatakan, para dokter ditipu oleh brosur-brosur yang menyebutkan kualitas implan produksi PIP sangat bagus.
Menurutnya, siapa yang tahu bahwa penelitian dan uji laboratorium atas produk tersebut telah dilakukan dengan benar.
“Sangat mungkin dipalsukan dan dalam kasus PIP, perusahaan itu dijalankan oleh seorang pria yang berlatar belakang bisnis dan bukan medis,” kata Baraf, dikutip Euronews.*