Hidayatullah.com—Sebagai bagian dari tahap kedua rencana pemulihan dari wabah coronavirus, pemerintah Prancis mengizinkan bar, kafe dan restoran membuka kembali usahanya mulai hari Selasa (2/6/2020), sepanjang mereka bisa menjamin semua pelanggannya dapat duduk dan untuk setiap meja jumlahnya tidak lebih dari 10 orang dengan jarak masing-masing kelompok minimal 1 meter.
Di wilayah ibu kota Paris, yang dianggap pemerintah sangat rentan muncul gelombang baru infeksi Covid-19, pemilik bisnis kuliner hanya diperbolehkan menyediakan meja-kursi di teras kedainya (ruang terbuka).
Akan tetapi masalahnya, rata-rata kedai makan di Paris hanya memiliki teras seluas 10 meter persegi.
Menanggapi hal itu, lewat Twitter Wali Kota Anne Hildago berkata, “Untuk membantu mereka, Kota Paris akan membolehkan mereka menggunakan trotoar, badan jalan dan lahan parkir.”
Pemerintah Paris mengidentifikasi 23 daerah di mana jalan-jalannya bisa ditutup agar rumah-rumah makan dapat menempatkan meja-kursi mereka. Kebijakan ini direncanakan akan berlaku sampai bulan September, lansir RFI.
“Bisa trotoar bila memungkinkan, atau lahan parkir. Kemungkinan perlu dilakukan penutupan jalan bagi kendaraan di akhir pekan sehingga bar dan restoran mendapatkan tempat lebih luas,” kata Anne Hildago kepada koran Le Parisien.
Pemilik usaha diharuskan memajang surat pernyataan di jendela kedai, yang menegaskan bahwa mereka akan mematuhi peraturan yang berlaku, termasuk tidak menimbulkan kebisingan dan tidak memainkan musik, tutup pada pukul 10 malam, mematuhi regulasi kesehatan dan memberikan akses lewat kereta bayi, pengguna kursi roda dan pejalan kaki pada umumnya.
Pemerintah Paris mengutip kesehatan publik sebagai pembenaran perubahan fungsi tempat publik, termasuk penutupan lahan parkir dan jalan-jalan, guna memberikan ruang lebih luas bagi pejalan kaki dan pembuatan jalur pengendara sepeda sementara sebagai fasilitas alternatif untuk menghindari kepadatan bus umum dan kereta, serta mengurangi polusi kendaraan bermotor.
Namun, rival politik terberat Hildago dalam pemilihan wali kota Paris, Rachida Dati, politisi sayap kanan dari Les Républicains, memperkirakan kebijakan wali kota petahana berkaitan restoran, bar dan kafe itu akan menimbulkan pertikaian.
“Kebijakan itu tidak didiskusikan dengan para pemilik kafe, dan bahkan tidak pula dengan warga setempat,”kata Dati. “Kebijakan itu akan menimbulkan ketegangan antara pelanggan dan penduduk, serta pengguna jalan.”*