Hidayatullah.com—Iraq tidak bisa menerima jika kelompok Partai Pekerja Kurdi (PKK) menggunakan wilayahnya untuk menyerang Turki, kata Perdana Menteri Heidar Al-Abadi hari Selasa (3/1/2017) menjelang kunjungan sejawatnya PM Turki Binali Yildirim.
“Kami tidak bisa terima PKK menggunakan tanah Iraq untuk melancarkan serangan terhadap Turki. Konstitusi kami juga tidak membolehkan hal semcam itu,” kata Al-Abadi dalam konferensi seperti dilansir kantor berita resmi Turki Anadolu.
Yildirim Dijadwalkan mengunjungi Iraq pada tanggal 5 dan 6 Januari 2017. Kunjungan itu diumumkan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan percakapan panjang lewat telepon dengan PM Abadi pekan lalu.
Yildirim direncanakan bertemu Abadi di ibukota Iraq, sebelum berangkat menuju Arbil di mana dia akan menjumpai Presiden Massoud Barzani, pemimpin Pemerintahan Regional Kurdi (KRG), yang belum lama ini berjanji akan mengusir elemen PKK dari Sinjar.
Mengomentari perihal rencana kunjungan Yildirim tersebut, Abadi mengatakan kunjungan itu merupakan bagian dari upaya memperkuat hubungan mutual kedua negara.
“Kami ingin memperkuat hubungan politik, ekonomi dan perdagangan dengan semua negara termasuk Turki,” kata Abadi.
Turki dan Iraq saling memanggil duta besarnya pada 5 Oktober 2016, setelah kedua negara bersilat lidah perihal kehadiran pasukan Turki di wilayah Iraq, Bashiqa.
- Pemimpin Kurdi Iraq akan ke Turki Bicarakan Koordinasi Anti-ISIS
- Iraq: Kami Tidak Butuh Pasukan Asing Untuk Perangi ISIS
Pada 17 Oktober 2016, pemerintah Ankara melakukan pendekatan ke Baghdad guna memulihkan hubungan dengan Iraq, setelah sebuah delegasi Turki menunjukkan rancangan normalisasi hubungannya ke pejabat Iraq di Baghdad.*