Hidayatullah.com–Presiden petahana Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengklaim kemenangan dalam pemilu presiden Turki, meskipun hasil resmi belum diumumkan secara resmi.
Erdogan meraih 53% suara, mengalahkan rival kuatnya, Muharrem Ince yang memperoleh 31% dukungan, tulis media pemerintah Turki, Anadolu Agency.
Recep Tayyip Erdogan telah mengklaim memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) Turki yang digelar hari Ahad.
“Masyarakat Turki telah mengamanatkan saya sebagai presiden sesuai dengan hasil yang belum resmi,” kata Erdogan pada Ahad (24/06/2016) malam waktu setempat saat bicara di stasiun TV nasional.
“Saya harap tidak ada yang akan merusak demokrasi dengan memberikan bayangan pada Pemilu ini dan hasilnya untuk menyembunyikan kegagalan mereka,” lanjut Erdogan, yang merupakan calon presiden (capres) petahana, seperti dikutip SkyNews, Senin (25/6/2018).
Baca: 56 Juta Warga Berpartisipasi dalam Pemilu Turki Hari Ini
Kantor berita Anadolu melalui siaran langsung bertajuk “Secim 2018” melaporkan dengan 95,5 persen suara yang telah dihitung, Erdogan telah meraih 52,72 persen suara tingkat nasional. Sedangkan capres dari partai oposisi CHP, Muharrem İnce, meraih 30,75 persen suara.

Meski demikian, pihak oposisi belum mengakui kekalahan, karena penghitungan surat suara belum tuntas. Suara oposisi lain juga mengatakan, terlalu dini menyatakan kemenangan.
Jika partai Erdogan mamp meraih lebih dari 50 persen suara, maka kondisi ini bisa membuat pihak oposisi kecewa. Sebab, selama kampanye, mereka berharap Erdogan akan bertarung dengan Muharrem Ince dalam putaran kedua.
Oposisi selama ini juga berambisi merebut kendali legislatif dari AKP untuk mengakhiri dominasi AKP dan Erdogan di Turki.
Sementara itu sebagian analis mengatakan, suara 50% termasuk ‘suara pahit’ bagi Erdogan sebab partainya AK akan kehilangan mayoritas di parlemen, berarti bahwa ia tidak lagi memiliki kendali penuh dalam semua bidang kehidupan politik Turki.
Sebanyak 56 juta rakyat Turki mempunyai hak pilih dan dapat memberikan suara mereka sebanyak dua kali mulai pukul 08.00 waktu setempat. Satu suara untuk pemilihan legislatif, lainnya untuk pemilihan presiden.
Berdasarkan konstitusi terbaru Turki, presiden negara yang terletak di Asia dan Eropa itu, akan memiliki kekuasaan yang lebih besar.
Lebih dari 600 jurnalis dari 34 negara akan meliput Pemilihan Presiden dan parlemen Turki, Ahad. Mereka telah menerima akreditasi dari Direktorat Jenderal Pers dan Informasi Turki (BYEGM).
Menurut informasi yang dikumpulkan oleh Anadolu Agency, total 635 wartawan internasional telah tiba di Turki untuk memantau Pemilu.
Sementara itu, dilansir Hurriyet Daily News, Erdogan ikut memantau perhitungan cepat dari kantor kepresidenan di Istanbul.*/Nashirul Haq AR