Hidayatullah.com– Program Doktor (S-3) Pendidikan Islam, Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, menyelenggarakan seminar internasional bertema “Islamization of Higher Education: Models and Experiences in Muslim Worlds”.
Seminar berlangsung dua hari (18-19 Mei 2011) di kampus UIKA Bogor, Jalan KH Sholeh Iskandar, Bogor.
Puluhan pembicara dari 6 negara telah memberikan konfirmasinya untuk mempresentasikan paper tentang berbagai tema Islamisasi Pendidikan dan Ilmu
Pengetahuan.
Di antaranya ialah: Prof. Dr Malik Badri (SUDAN), Prof. Abuddin Nata (INDONESIA), Dr. Kabuye Uthman Sulaiman (UGANDA), Dr. Saadeldin Mansour Gasmelsid (SUDAN), Dr. Ssekamanya Siraje Abdallah (UGANDA, Dr. Benaouda Bensaid (CANADA), Dr. Muhammad Azzazi (MESIR), Dr Adi Setiawangsa (MALAYSIA), Dr. Anis Malik Thoha (INDONESIA), Dr. Syamsuddin Arif (INDONESIA), dan Dr. Adian Husaini (INDONESIA).
Seminar insyaAllah akan dibuka oleh Sekjen Kementerian Agama RI, Bahrul Hayat,
Ph.D..
Disamping itu, pada hari kedua, juga telah terkumpul puluhan paper untuk dibahas dalam kelas-kelas paralel, yang disampaikan oleh para doktor dan kandidat doktor dari berbagai kampus dan lembaga penelitian di Indonesia.
“Seminar ini sangat penting untuk meneguhkan kembali jati diri dan cita-cita UIKA sebagai salah satu kampus yang memperjuangkan Islamisasi Ilmu dan Kampus,” kata Dr. Adian Husaini, Ketua Program Studi Pendidikan Islam—Pasca Sarjana UIKA Bogor.
Ide “Islamisasi kampus” sudah pernah dicanangkan di Kampus UIKA Bogor, sejak
tahun 1980-an, saat UIKA dipimpin Rektornya Prof. Dr. AM Saefuddin. Menurut
Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, Direktur Pasca Sarjana UIKA, betapa pun beratnya
tantangan yang dihadapi, “Islamisasi ilmu” dan kampus adalah program yang wajib
dijalankan. Tujuannya adalah bagaimana menjadikan kampus-kampus Islam menjadi pusat perkaderan cendekiawan-cendekiawan Muslim yang berilmu tinggi dan
berakhlak mulia.
Karena pentingnya seminar ini bagi perkembangan pendidikan dan dakwah Islam di
Indonesia, Dr Adian Husaini berharap, kalangan cendekiawan, praktisi pendidikan, dan aktivis dakwah, menyempatkan diri untuk menghadirinya.*