Hidayatullah.com—Ketua Muslim Tionghoa Indonesia (MUSTI), H. Jusuf Hamka menyatakan keputusannya menobatkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Mohammad Rizieq Shihab sebagai “Man Of The Year“, karena realita Aksi Bela Islam II dan Aksi Bela Islam III yang dinilai luar biasa.
“Bukan karena saya Muslim, tapi kita harus melihat realita, beliau lah khotib Jumat akbar satu satunya,” ungkapnya saat Konferensi Pers di Restoran Al Jazeera, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/16) siang.
Hamka mengaku baru pertama kali sepanjang hidupnya melihat gelaran sholat Jumat sebesar pada saat Aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016 yang lalu.
“Saya baru melihat shalat jumat sebesar itu, dan semua khusyuk mendengarkan khotib,” tuturnya.
Oleh karenanya, MUSTI bersama Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KOMTAK) bersepakat menobatkan Habib Mohammad Rizieq Shihab sebagai “Man Of The Year 2016″.
“Kita sepakat Man Of The Year tahun ini adalah Habib Rizieq,” ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjut Hamka, Habib Rizieq juga berhasil membuktikan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin.
“Kalo umat Islam mau berperang saja memberi peringatan dahulu, anak-anak dan perempuan dikeluarkan dulu. Menurut saya Habib ini seorang yang welas asih, lepas dari kontroversi, dan tegas,” imbuhnya.
Komunitas Muslim Tionghoa Nobatkan Habib Rizieq Shihab “Man of The Year 2016”
Selain memberikan penghargaan, MUSTI dan KOMTAK juga akan memberikan bantuan terhadap pesantren Habib Rizieq yang berada di Megamendung, Bogor, kata Hamka.
“Selain memberikan penghargaan, kita juga akan memberikan bantuan ke pesantren milik Habib,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, hari Selasa (20/12/16) siang dua komunitas Tionghoa Indonesia –Muslim Tiongho Indonesia (MUSTI) dan Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KOMTAK)—telah menobatkan Habib Mohammad Rizieq sebagai “Man of The Year 2016“.
Penobatan ini disebutkan sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas kiprah pria yang banyak dimusuhi pengusaha maksiat ini.
“Dengan Wibawa yang ia miliki, Habib Rizieq berhasil meredam amarah umat Islam yang berunjukrasa sehingga aksi tersebut tidak berakhir anarkis. Bahkan tidak ada rumput yang rusak dan satu ranting pohon pun yang patah di Monas,” ungkap Ketua MUSTI, H. Jusuf Hamka saat Konferensi Pers.*/Ali Muhtadin