Hidayatullah.com– Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Prof Jimly Asshiddiqie, meminta kepada seluruh kalangan masyarakat, terutama dari kubu kedua calon presiden (capres) calon wakil presiden yang berkompetisi, tak menjadikan tempat ibadah sebagai ruang kampanye.
Apalagi, Jimly mengatakan, kepada seluruh umat Islam tetap selalu menjaga sakralitas masjid sebagai tempat beribadah.
Hal tersebut dikemukakan Jimly menanggapi beredarnya tabloid “Indonesia Barokah” yang berisi berita sosial politik tentang kedua capres menjelang pemilihan presiden 2019.
Baca: JK Perintahkan Pengurus Masjid Bakar Tabloid “Indonesia Barokah”
“Makanya kalau ada tabloid yang sifatnya kampanye untuk salah satu kelompok, harus dicegah supaya masjid dan tempat ibadah lain jangan jadi sumber perpecahan antar umat. Khusus umat Islam, jamaah di masjid pasti ada dua kelompok,” ujar Jimly, di Jakarta, Sabtu (26/01/2019) dalam rilisnya.
Jimly beranggapan, memang tidak mudah mendeteksi penerbitan media, seperti tabloid “Indonesia Barokah”, dan melarangnya.
Oleh sebab itu, paling utama adalah kesadaran semua pihak agar tidak memanfaatkan peredaran tabloid atau media jenis lainnya yang berisi informasi menjelang pemilihan presiden di tempat ibadah, fasilitas pendidikan maupun kantor pemerintah.
Baca: Menag Larang Pengurus Masjid Distribusikan Tabloid “Indonesia Barokah”
Selanjutnya, Jimly berpendapat, menyoal terbitnya tabloid “Indonesia Barokah” agar menjadi wewenang Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) saja untuk menyelidiki dan menetapkan keputusan yang akan diberikan.
“Biar Bawaslu saja yang punya tugas. Bawaslu sebagai pengawas pemilu. Intinya tempat ibadah, lembaga pendidikan dan fasilitas pemerintah tidak boleh dijadikan sarana menyebarkan kampanye yang sifatnya langsung begitu,” ucap Jimly.
Sebelumnya, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menduga tabloid “Indonesia Barokah” digunakan oleh kelompok lawan sebagai alat kampanye hitam untuk menyerang dirinya dan Capres Prabowo Subianto.
“Itu saya serahkan kepada aparat hukum, itu adalah bagian ‘black campaign‘ yang sudah kami sama-sama sepakati untuk tidak melakukannya. Akan tetapi, ternyata seperti 2014, versi 2019 keluar,” tutur Sandiaga di Jakarta, Kamis (24/01/2019).
Tabloid “Indonesia Barokah” memuat informasi yang dinilai menyudutkan pasangan Prabowo-Sandiaga dan digunakan sebagai alat kampanye hitam untuk menyerang pasangan tersebut.*
Baca: BPN: Tabloid “Indonesia Barokah” berisi Fitnah Sudutkan Prabowo-Sandi