Hidayatullah.com– Seorang politisi Filipina mengklaim bahwa penduduk yang melarikan diri dari Kota Marawi yang terkepung telah melihat ratusan mayat bergelimpangan di kota ini sejak tiga minggu lalu.
Zia Alonto Adiong, seorang politisi lokal yang membantu usaha bantuan di Marawi, mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa 500-1000 orang masih terjebak di kota tersebut, terletak di pulau di bagian selatan Mindanao.
Ia mengatakan mayat-mayat tergeletak begitu saja di jalanan yang menjadi medan pertempuran antara pasukan Filipina dengan kelompok Maute. Zia Alonto Adiong, adalah seorang politisi lokal yang selama ini berupaya menyalurkan bantuan sosial di Marawi,.
Baca:
Sukarelawan telah berusaha untuk membebaskan ratusan warga sipil yang tertangkap dalam baku tembak melalui “koridor perdamaian”, kata Adiong, namun banyak dari mereka yang terjebak masih memilih untuk bersembunyi daripada risiko yang ditemukan oleh para pejuang. Sebagian besar penduduk telah kehabisan makanan dan air, Adiong menambahkan.
Menurut militer Filipina, sebanyak 290 orang tewas selama periode berkenaan dengan 206 diantaranya diidentifikasi sebagai anggota kelompok militan Maute, 58 anggota tentara serta 26 warga sipil.
“Saya tinggal di sini sejak saya berumur 12 tahun,” kata Elvira Sacot, yang terpaksa melarikan diri dari Marawi. “Sangat menyakitkan meninggalkan segalanya, tapi lebih menyakitkan untuk tetap tinggal, saya tidak berpikir untuk kembali,” katanya.
Baca: Derita Berkelanjutan Umat Islam Marawi Pasca Darurat Militer Filipina
Sementara itu, juru bicara militer, Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera mengatakan, seorang dari saudara Maute telah ditahan awal pagi ini.
Katanya, Mohammad Noaim Maute ditahan di sebuah pos pemeriksaan dekat kota pesisir Cagayan de Oro, sekitar 100 kilometer dari Marawi setelah subuh.
Dia mengatakan, sebagian besar dari tujuh bersaudara Maute termasuk Omarkhayam dan Abdullah yang memimpin kelompok militan itu bagaimanapun terpercaya masih berada di kota ini.
Sebagaimana diketahui, orang tua mereka telah ditahan di dua lokasi berbeda dekat sini sejak minggu lalu.
Dalam kesempatan terpisah, seorang wartawan televisi Australia di Marawi dilaporkan selamat meskipun terkena tembakan di bagian leher.
Baca: Presiden Filipina Berlakukan Darurat Militer di Mindanao
Adam Harvey yang menjabat untuk Australian Broadcasting Corporation (ABC) mengunggah status tertulis ‘Beruntung’ dalam akun Twitter miliknya yang dilengkapi dengan gambar sinar-X menunjukkan peluru yang tersangkut di lehernya.
“Terima kasih semua, saya selamat. Peluru itu masih berada dalam leher saya, namun saya beruntung karena tidak mengenai bagian penting, “katanya.
Sampai hari ini lokasi pertempuran pasukan militer Filipina dan Maute di Marawi, tidak dapat diakses oleh siapapun. Sementara itu, lebih dari 200 ribu warga telah mengungsi keluar dari Marawi. Ribuan orang masih terjebak di rumahnya.
Pertempuran pasukan militer Filipina untuk memberangus teroris Maute di Marawi. sudah berlangsung hampir 4 minggu.*