Hidayatullah.com– Libanon mengatakan kepada utusan Iran untuk Beirut supaya Teheran tidak mencampuri urusan dalam negerinya, setelah dia menuding Libanon tunduk kepada Amerika Serikat yang meminta supaya persenjataan Hizbullah dilucuti.
Kementerian Luar Negeri Libanon, hari Kamis (24/4/2025), memanggil Dubes Iran Mojtaba Amani ke kantor kementerian di mana dia ditemui oleh Sekretaris Jenderal Hani Chemaitelly, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Libanon. Amani dipanggil disebabkan sikap yang ditunjukkannya ke publik belum lama ini.
Chemaitelly menyampaikan kepada Amani tentang perlunya mematuhi protokol diplomatik berkaitan dengan kedaulatan negara-negara dan menahan diri supaya tidak mencampuri urusan dalam negeri mereka. Demikian menurut pernyataan yang dilihat Al Arabiya.
Utusan Iran itu dipanggil beberapa hari setelah dia menuliskan sejumlah komentar pada 18 April di platform X tentang program pelucutan senjata yang dilakukan di saat Amerika Serikat gencar memberikan dukungan kepada Zionis Israel. Meskipun Amani tidak menyebutkan Libanon dan Hizbullah secara langsung, tetapi dilihat dari konteks dan waktu kemunculan komentar itu jelas sekali yang dimaksud oleh pejabat diplomatik Iran itu adalah perlucutan senjata sekutunya Hizbullah oleh militer Libanon.
Hizbullah merupakan sekutu lawas dan setia rezim Syiah Iran dan menjadi bagian dari “Axis of the Resistance” (Poros Perlawanan) yang dimotori Teheran.
Washington menekan Beirut untuk melucuti persenjataan Hizbullah dan menyerahkannya ke wakil utusan khusus AS untuk Timur Tengah Morgan Ortagus bulan ini, mengatakan bahwa perlucutan itu harus dilakukan sesegera mungkin.
Akan tetapi, pimpinan Hizbullah Naim Qassem, mengatakan bahwa kelompoknya tidak akan membiarkan pihak-pihak yang berusaha untuk merampas senjatanya.*