Hidayatullah.com – Pasukan penjajahan Israel mengumumkan kematian Sersan Kepala Vinogradov pada tanggal 18 Maret, tentara Zionis ke-250 yang tewas dalam agresi militer ke Gaza selama lima bulan.
Pejuang perlawanan Palestina berhasil menewaskan tentara tersebut dalam sebuah serangan semalam di kompleks Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.
Brigade Mujahidin, Pasukan Omar al-Qasim, dan Brigade Syuhada Al-Aqsa menyerang pasukan Zionis dengan sengit di dekat fasilitas tersebut, menargetkan mereka dengan tembakan senapan mesin dan serangan bahan peledak.
Tentara Israel mengklaim para komandan senior Hamas dan para operatornya telah menggunakan rumah sakit dan fasilitasnya dalam beberapa minggu terakhir. Namun, Israel belum memberikan bukti bahwa Hamas atau faksi perlawanan lainnya telah menggunakan rumah sakit tersebut sekarang atau sebelum serangan sebelumnya.
Pasukan Israel telah berusaha untuk secara sistematis menghancurkan rumah sakit di Gaza sejak dimulainya perang pada tanggal 7 Oktober.
Meskipun Israel mengumumkan kematian 250 tentaranya, jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, karena Israel dikenal suka menyembunyikan kematian tentara dan kerugian di pihaknya.
Seperti yang dicatat oleh Press TV bahwa pada tanggal 23 Januari, sumber-sumber Israel melaporkan 24 tentara tewas, dan mengklaim bahwa itu adalah hari paling mematikan dalam perang, kecuali tanggal 7 Oktober itu sendiri.
Namun, hanya tiga hari sebelumnya, pada 19 Januari, 39 tentara Israel telah tewas, Al-Mayadeen melaporkan.
Press TV mencatat bahwa pada 13 Desember, sumber-sumber Israel melaporkan 11 tentara Israel tewas dalam konfrontasi dengan pejuang sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam.
Namun, Brigade Qassam mengkonfirmasi tewasnya 45 tentara pada hari itu.
Baruch Rosenblum, seorang rabi Israel, menuturkan sebuah cerita dari seorang perwira senior di militer dari minggu kedua kampanye darat Gaza. Perwira tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar pertempuran terjadi pada malam hari dan hanya dalam satu operasi, Hamas telah membunuh 36 tentara.
Rabi tersebut menjelaskan bahwa Hamas telah menyerang konvoi tiga kendaraan lapis baja Namer, yang masing-masing membawa 12 tentara, dan membakar mereka. Komando militer menyaksikan melalui siaran langsung drone ketika para tentara meninggalkan kendaraan-kendaraan tersebut, dan Hamas menghabisi mereka semua dengan senjata anti-tank.
Perwira senior itu memilih untuk tidak mengungkapkan namanya kepada rabi “untuk menghindari penangkapan karena mengungkapkan rahasia negara,” dan insiden itu tidak pernah diumumkan oleh tentara atau dilaporkan di media Israel.
Pada 18 November, pada minggu ketiga operasi darat, David Oren Baruch, direktur Pemakaman Militer Gunung Herzl, memberikan anekdot lain yang menunjukkan bahwa jumlah korban jiwa tentara jauh lebih besar daripada yang diketahui oleh publik.
Dia mengungkapkan, “Kami sekarang sedang mengalami masa di mana setiap jam ada pemakaman, setiap satu setengah jam ada pemakaman.”
“Saya diminta untuk membuka sejumlah besar kuburan. Hanya di pemakaman Gunung Herzl kami menguburkan 50 tentara dalam 48 jam,” jelas Baruch lebih lanjut.*
Baca juga: Komandan ‘Israel’ yang Bertanggung Jawab Penyerbuan RS Al-Shifa Tewas Ditembak Sniper Hamas