Selasa, 18 Oktober 2005
Hidayatullah.com—Meski MUI sudah mengeluarkan Fatwa resmi menyangkut haramnya paham Pluralisme Agama, toh hingga kini tak menyurutkan para pemeluknya sadar. Bahkan mereka terus menyebarkannya meski harus melawan otoritas ulama.
Sebagai misal, dalam sebuah tajuknya, majalah Tempo bahkan menyarankan menyebarkan vaksin pluralisme sebanyak-banyaknya. Alih-alih menyalahkan berbagai bom, Tempo juga beralasan, virus pluralisme perlu dilakukan dengan gencar agar dunia menjadi damai.
"Walhasil, kita memang tak punya pilihan selain menyebarkan vaksin pluralisme sebanyak-banyaknya, agar bom berhenti meledak, dan dunia menjadi damai, " begitu tulis Tempo, edisi 16 Oktober 2005.
Sebelumnya, dalam kolom “Catatan Pinggir” nya berjudul ‘1965’, senior majalah Tempo, Gunawan Muhammad bahkan menyalahkan para ulama (MUI) yang dianggapnya telah berkhianat terhadap Pluralisme Agama.
Workshop
Di lain hal, untuk kesekian kalinya, sebagai bagian untuk menjelaskan pada masyarakat akan kesesatan paham Pluralisme Agama, lembaga kajian pemikiran Islam, Institute for The Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) mengadakan diskusi seputar paham Pluralisme Agama.
Dalam program yang diberi nama “Workshop Ramadhan” itu, INSISTS bekerjasama dengan Radio Dakta FMN menyelenggarakan acara workshop pemikiran Islam dengan tema khusus “Bedah Tuntas Paham Pluralisme Agama”.
Acara ini akan diadakan pada hari Ahad, tanggal 23 Oktober 2005 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan maghrib.
Acara diselenggarakan di Unisma – Bekasi dengan menampilkan pembicara DR. Ugi Sugiarto (Dosen di Universitas Islam Internasional Malaysia), Adnin Armas (Kandidat Doktor bidang pemikiran Islam di Universitas Islam Internasional Malaysia), dan Adian
Husaini (Penulis Catatan Akhir Pekan di hidayatullah.com dan Radio Dakta).
Untuk informasi lebih lengkap silahkan hubungi radio Dakta 021-8807426/27. (cha)